Catatan BEKRAF Developer Day 2017 – Solo
Hari Ahad kemaren (9/4) saya mengikuti BEKRAF Developer Day 2017 yang diselenggarakan di Swiss-Belinn Saripetojo Solo. Acara tersebut dimulai sejak 7.30 hingga (sepertinya) berakhir pada pukul 18.00 WIB.
Milih kelas apa?
Dari 6 kelas paralel yang disediakan, ada 2 kelas yang dengan keteguhan hati saya pilih yakni Web Track dan Internet of Things (IoT) Track.
Web Track saya pilih karena yaaa mungkin hampir sehari-hari bergelut di bidang itu jadi rasanya kurang afdol kalo nggak milih itu kelas. Juga pengen ngeliat lebih dalam lagi tentang “Gimana sih perkembangan web development sekarang ini?” (TL;DR : Makin liar!)
Dan IoT Track saya pilih karena saya tahu kalo moderatornya cantik saya lumayan tertarik untuk IoT. Kayaknya keren aja gitu bikin sesuatu yang bisa kita lihat dan kita raba, bukan sekadar perangkat lunak semata. Sampe akhirnya di akhir sesi saya tau kalo IoT tuh nggak cuma sebatas ngebaca sensor pake micro controller terus dikonekin ke internet. Bukan sebatas itu!
Suasana BEKRAF Developer Day 2017 – Solo
Terus gimana perkembangan Web?
Kembali ke Web Track, pertanyaan “Gimana sih perkembangan web development sekarang ini?” agaknya sedikit terjawab oleh Deny Prasetyo atau yang akrab disapa Jasoet yang saat itu menjelaskan tentang RESTful API dengan Kotlin.
Pertanyaan selanjutnya, “Kenapa sih harus pake REST?” Karena device yang kita gunakan untuk mengakses informasi sekarang semakin bertambah jenisnya, Bung! Ada smartphone, smartwatch, smarthome, smart ini, smart itu, dan lain-lain. Berbeda dengan zaman dahulu ketika seseorang hanya mengandalkan web browser melalui PC untuk mengakses internet. Jadi, web saat ini nggak sekadar request-response, request dari browser client yang menghasilkan response dari server.
Kenapa harus Kotlin? Kenapa, hah..?
Yang menarik di sesi ini adalah ketika salah seorang peserta bertanya “Kenapa (Anda) pake Kotlin untuk membuat RESTful API?”
Jawaban beliau kurang lebih gini: karena sudah terbiasa dari awal belajar ngoding pake Java kemudian begitu tau ada Kotlin dan kayaknya lebih bagus, akhirnya pindah. Intinya beliau sudah asyik dengan dunia / lingkungan Java. “Programmer happiness itu nomer satu.” Imbuh beliau yang mengingatkan saya pada ehm.. Yukihiro Matsumoto.
Foto Bareng PHP Joglo Raya bersama President of PHP Indonesia
It’s about real-time
Berikutnya ada Rizqinofa Putra Muliawan (Founder Skyshi) yang menjelaskan sekaligus mendemonstrasikan implementasi Real-time Web Apps dengan menggunakan Deepstream. Selama ini yang ada di benak saya ketika mendengar ‘Real-time Web Apps’ atau ‘Web Socket’ hanyalah Socket.io, maklum gaptek. Dan beliau menyampaikan juga kalo ternyata Go-Jek, dan WhatsApp juga menggunakan fitur ini. Keren toh?
Build passing, build failing
Kemudian setelah itu ada materi tentang Continuous Integration / Continuous Development (CI / CD) yang disampaikan oleh Nurendratoro Singgih, CTO OLX. Jujur, sebelumnya saya nggak terlalu paham tentang Travis CI, jadi agak nggak mudeng juga kalo liat badge di GitHub “Build Passing”, “Build failing”.
Di situ dibahas juga gimana OLX Indonesia pada akhirnya menggunakan metode TDD (Test Driven Development) dan Continuous Integration untuk development cycle yang lebih joss. Bahkan OLX membuat sendiri tool untuk test automation yang diberi nama Athena.
Satu lagi, terkait TDD beliau ngasih ‘bocoran’ informasi bahwa di OLX Indonesia sendiri terdapat lebih dari 18.000 skenario testing! Wow!
Penutup
Terlepas dari ruangan yang terbatas, antrean hisab yang lumayan panjang (wajar ada lebih dari 1.250 orang yang hadir), thanks banget buat BEKRAF, dicoding, dirakit, dicelupin yang udah ngadain awesome event ini, dan juga thanks buat para pembicara, moderator, tukang lampu, sama tukang shooting, tim tata dekorasi panggung, sama mbak-mbak cantik yang menggoda iman. Kedepan semoga acara semacam ini lebih sering diadakan di kota Solo.
Terakhir, dari sini kita bisa tahu bahwa dengan adanya BEKRAF sebenernya pemerintah udah ngebuka peluang lebar untuk mendukung, mengembangkan dan memajukan karya-karya kreatif anak bangsa. Tinggal kitanya aja apakah mau bertindak dan berkarya, atau mau terus duduk dan menikmati drama korea?
P.S. Kalo ada kesalahan atau kekeliruan dari catatan di atas, jangan sungkan buat ngasih tau. 🙂
8 komentar
Peter Kambey
untung saya jadi moderator aja.. jadi nggak kuatir kena komentar pedas om Mifta..
sukses deh pokoknya...
wawan
Nice info gan...
Miftah Afina
Nice comment gan... -_-
Miftah Afina
Hehe.. moderator juga sudah saya tambahkan di bagian penutup. Tadi luput. :D Amiin...
Arif Kurniawan Ismail
Keren gan BTW ada saya di fotonya ?
Miftah Afina
Yang nomer 2 dari kiri ya? :D
Arif Kurniawan Ismail
yes, bener sekali sebelah kanan om peter ?
Iariadi
Man taps