Prasangka

Dipublikasikan pada 9 Februari 2016

Sudah wajar jika bus Semarang – Solo hampir selalu penuh di Minggu pagi. Beberapa saat setelah saya naik bus untuk ke kampus ada salah satu penumpang yang hendak turun. Seorang nenek yang dari tadi berdiri di depan saya pun reflek menuju kursi tersebut berniat untuk mendudukinya.

Kalah cepat, kursi berhasil diambil alih oleh seorang ibu sambil berkata “Saya tadi naik bus ini duluan, koq” dalam bahasa Jawa. Kemudian salah satu penumpang bermaksud melegakan kekecewaan sang Nenek yang tersirat dari wajah keriputnya, “Sudah mbah, ndak apa-apa.”

Sedikit kesal sebenarnya, tapi tidak berhenti di situ. Ternyata, si Ibu —yang tadi ‘merebut’ tempat duduk— bermaksud agar orang tuanya sendiri yang rambutnya jauh lebih memutih dari pada nenek tadi agar bisa duduk di situ.

“Ohh…” kata saya dalam hati.

Dari sini kita dapat memetik sedikit pelajaran bahwa apa yang mungkin terlihat dan kita sangka, belum tentu benar dan sesuai dengan kenyataan yang ada.

Oh ya, sesaat sebelum si Nenek turun dari bus, beliau menyempatkan diri untuk meminta maaf kepada ibu tadi.

Kategori: Catatan
Tag: Catatan, Hikmah, Nasehat, Opini

About The Author

Miftah Afina

Hello! 👋

I'm Afin, a Google Apps Script freelancer that ready to automate your workflows.

1 komentar

elkilani kurnia

Gitu ya mbak saya juga sering kaya gitu...semoga kita selalu diberi pikrian yang baik

19 Mei 2016 pukul 16 lebih 0 menit