Nggak semua orang cepat bisa menghafal jalan. Sebagian orang bisa dengan mudahnya membaca papan nama toko, lalu langsung dapat mengingat kemana arah ia harus pergi ke tempat yang ia tuju. Sebaliknya, sebagian yang lainnya agak sukar untuk dpat menghafal jalan, butuh waktu berkali-kali ke tempat tersebut sebelum akhirnya bisa hafal, saya salah satunya.

Kerja Sambil Kuliah

Kerja sambil kuliah memang butuh kemampuan untuk lebih dapat mengatur dan membagi waktu, tak heran jika dari sebagian teman yang saya tanyai, beberapa dari mereka lebih memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah. Nggak ada yang salah sih, semua sudah ada jalannya masing-masing.

Beberapa minggu yang lalu misalnya, reminder menunjukkan sudah saatnya untuk bergegas meninggalkan kantor, tapi tuntutan berkata lain, “Nanti dulu, sebentar lagi, tanggung…” begitu kira-kira. Sampai akhirnya waktu semakin mepet dan yah… berangkat lah saya menggunakan bis dengan terburu-buru. Bisa ditebak, hampir ¾ perjalanan saya gunakan untuk tidur. Total waktu perjalanan dari kantor ke kampus ± 2 jam, dengan 2 kali naik bis.

Tiba di halte tujuan untuk kemudian ‘menyambung’ kendaraan. Menit demi menit saya tunggu, tapi kendaraan tak kunjung datang. Karena saya pikir pasti akan kehabisan waktu kalau terus-terusan menunggu, sebagai jalan alternatif saya cari ojek. Tapi ternyata nyari ojek di tempat tersebut nggak semudah yang saya kira. “Ojek biasane mung wonten nek ndalu niku, mas.” kata salah satu orang yang saya tanyai.

Puter otak.. puter otak.. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari taksi. Nggak seperti ojek, taksi lebih mudah untuk di dapat. Dan jujur, baru kali ini saya naik taksi, itu pun karena sangat terpaksa.

Fyuh… Lumayan lega karena sudah sampai. Tapi jengkel begitu tahu kalau hari tersebut diliburkan karena ada akreditasi, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sebelumnya. Aaaggghhh…. :@

Kalian punya pengalaman paling menjengkelkan? Share di kotak komentar dong… 😀