Pelajaran yang Dapat diambil dari Fenomena Bokek
25 Mei 2014Bulan ini entah kenapa merupakan bulan ‘ter-bokek’ (bacanya yang bener) dalam sejarah kehidupan saya di sini. Gimana enggak? Belum genap 5 hari gajian saja (waktu itu) uang udah tinggal dua lembar. Untuk apa? Yang jelas bukan untuk foya-foya atau main-main. Tapi memang ada keperluan yang mendesah, eh… mendesak.
Mungkin itu kali ya sebabnya saya akhir-akhir ini jarang nge-blog? *Apa hubungannya…? 😀 *
Mmm… tapi di masa-masa bokek tersebut ada beberapa pelajaran yang sangat berharga yang dapat saya petik, seperti:
1. Pelajaran Cara Nge-hemat Baterai
Yap, batere ponsel saya jadi lebih panjang umur, itu karena kemaren ngirit jarang konek Internet. Terlebih setelah kuotanya habis, bisa bertahan hingga 2-3 hari. Jadi, saya sekarang tahu cara nge-hemat batere.
2. Dapat Merasakan Penderitaan Orang Lain
Yang ini sorry kalo agak menyinggung. Dulu, kalau ada temen ngutang terus lamaaaa gitu nggak ngembaliin, ditambah kalau pas ditagih suka nyebelin, kadang suka jengkel ‘n marah sendiri dalam hati. Sekarang, jadi lebih bisa merasakan keadaan mereka yang dulu ‘nyebelin’ itu. Dan bersyukur, paling enggak, saya nggak sampe ngutang ke orang lain. :p
3. Menghargai Lauk yang Kurang Enak
Yang namanya hidup di sini, lauk di math’am (tempat makan) terkadang labil alias tidak stabil, kadang enak, kadang enggak. Tapi bersyukur saya di sini karena dapet makan gratis 3 kali sehari bebas nambah.
Biasanya saya langsung balik dan memutuskan untuk makan di luar daripada makan di math’am ketika melihat lauk yang kurang enak itu. Nah kemaren jadi terpaksa lebih menghargai, tetap saya makan deh. Lha wong adanya cuman itu.
4. Pelajaran Menahan Malu
Ini terjadi dua kali saat tugas dinas di Malang selama dua hari. Saya dan 4 orang temen menginap di Hotel Ubud, namanya. Hotelnya keren + lumayan mahal, nuansa Bali, sejuk, ada kolam renang, free wifi, ini itu, cewek-ceweknya juga cakep-cakep dan lain-lain. Tapi sayang, nyediain breakfast cuman 2 porsi untuk satu kamar, padahal kami sekamar berlima (dengan 3 tempat tidur).
Singkat cerita saya dan salah satu teman saya di minta untuk mengambil breakfast di ruang restorannya, berhubung modelnya prasmanan walhasil tanpa menghiraukan pelayan yang ada di situ (bodo amat), saya ambil tuh piring besar, saya ‘ciduk’ itu nasi goreng beserta aneka lauknya hingga super duper menggunung, tak lupa juga potongan buah-buahan yang tak kalah menggunungnya. Kapan lagi bisa makan gratis, enak plus banyak. hehe. Kemudian saya bawa makanan yang baru saya ambil itu menuju ke kamar untuk disantap berlima. Pas balik ke kamar, disambut sorak gembira dari teman-teman. haha, Surrrrga dunia… *kata Jebraw* 😀
Oh, iya. Ini dia videonya pas sarapan di hari kedua kemarin. Saya kasih judul “Makan tercepat di dunia”.
Sumber gambar: amaliakhoirunnisa.blogspot.com dan masihberbagi.blogspot.com
Sumber video: Dokumentasi pribadi
Arsip Komentar
25 Mei 2014
25 Mei 2014
25 Mei 2014
26 Mei 2014
26 Mei 2014
26 Mei 2014
26 Mei 2014
26 Mei 2014
28 Mei 2014
29 Mei 2014
5 Jun 2014
10 Jun 2014
10 Jun 2014