Kemaren di sela-sela acara Pesantren Mandiri untuk PT Telkom yang kebetulan diselenggarakan di tempat saya bekerja, sambil menunggu jam waktu istirahat habis daripada tidur siang kebablasan, iseng-iseng di kantor saya membuat boneka minion.

Bukan dari kain, melainkan dari kertas yang dilipat atau bahasa kerennya papercraft. Jadi saya download polanya, kemudian saya print di kertas BC —yang biasa dipakai untuk cover proposal—, lalu saya potong bagian-perbagiannya dengan cutter sebelum akhirnya saya rangkai tanpa menggunakan lem sebagai alat perekatnya.

Eh, ternyata banyak juga temen-temen kantor yang merhatiin minion yang saya buat, awalnya saya kira bakalan ditegur atau diapaa… gitu gegara tingkah saya yang emang kadang masih suka belum dewasa (jujur masih suka nonton doraemon di kantor kalau senggang, hehe).

Tapi ternyata mereka justru minta diberitahu cara pembuatannya, bahkan ada yang mengira kalau ini boneka saya dapet dari beli. 😀 Padahal kalau menurut saya ini bentuknya nggak bagus-bagus amat, sih. :/

Bukan cuma itu, ternyata mereka punya pandangan lain yang jauh lebih ‘maju’ daripada saya setelah melihat bahwa papercraft dapat dibuat dengan mudah. Mr. Ib, contohnya. Dia punya ide untuk membuat bisnis papercraft. Jadi, dia download semua polanya, lalu cetak seukuran kertas F4, kemudian dijual di warung istrinya untuk anak-anak SD. Keren kan? 😀

Atau yang satunya lagi Mr. Ik , dia berencana untuk membuat papercraft untuk ukuran jumbo, mungkin seukuran kardus rokok, “Buat mainan kalau-kalau keponakannya lagi maen kerumahnya pas liburan.” jelasnya. Haha.

Kalau saya sih, memandang sesuatu yang menarik ya cuman baru bisa berpikir buat gimana caranya itu sesuatu jadi nyenengin buat saya, gitu aja. Kalau kamu?