Antara Depan dan Belakang
Masih teringat dulu ketika duduk di bangku SD. Tepatnya pada saat awal masuk di tahun pelajaran baru. Berbondong-bondong hampir semua murid —yang terkadang ditemani orang tuanya juga, termasuk saya— rela antre di depan pintu kelas yang masih terkunci. Demi apa? Demi mendapatkan tempat duduk di barisan paling depan.
Bahkan beberapa ada juga yang rela mengantri sejak pukul 6 pagi. Gila aja. Saya yang notabene bertempat tinggal persis di depan sekolah justru biasanya berangkat menjelang bel. Hampir setiap awal masuk (kira-kira sampai kelas 4 atau 5) saya masih ditemani oleh umi saya ketika awal masuk tahun ajaran baru. Untuk merebut posisi tempat duduk, tentunya.
Kondisi tersebut kemudian berubah drastis ketika saya memasuki jenjang SMP dan SMK. Di masa indah itu teman-teman (mungkin termasuk saya. hihi) jauh lebih senang dan memilih untuk duduk di barisan bangku bagian belakang, beberapa teman bahkan lebih suka jika duduk di pojok. Alasannya? Kurang tahu juga, mungkin lebih konsen dan fokus kali ya. (muna banget 😀 )
0 komentar