Saat postingan ini ditulis di sini sedang diadakan perubahan struktur organisasi, begitu juga kepemimpinan. Dan sudah barang tentu, setiapkali ada perubahan baik itu kebijakan, pergantian kepemimpinan ataupun jabatan bahkan perubahan (maaf) gaji, mereka (civitas sini) pasti ramai dan sibuk membicarakan hal tersebut. Entah itu di kamar, ruang makan atau di kantor.

Seperti hari ini, terjadi perubahan kepemimpinan di salah satu bidang. Otomatis dengan perubahan kepemimpinan tersebut, orang lama pasti akan ‘tersingkirkan’. Saya adalah orang yang termasuk dimintai pendapat akan hal tersebut. Dan seakan-akan penanya mengetahui hal ini secara mendetail. Dengan polos saya hanya menjawab “Siapapun pemimpinnya, semoga dapat memberi perubahan yang baik, dan lebih baik dari yang sebelumnya.”, sambil tersenyum dalam hati.

Tersenyum? Mengapa? Akan saya jelaskan di blog ini.

Saya tidak heran jika beliau diangkat ke posisi yang sekarang, bahkan saya justru heran jika beliau tadinya di posisikan yang hampir setara dengan saya. Kenapa? Karena sejak pertama kali saya melihat beliau (kurang lebih 10 bulan yang lalu) ketika itu di Jakarta, seseorang berkata “Dia nanti mau jadi *menyebutkan posisi*”, maka dari itu saya heran ketika beliau masuk sini dan ditempatkan dan posisinya yang lama.

Itu yang pertama, sekarang yang kedua. Tentang perubahan struktur organisasi. Disini juga kemarin sempat ribut tentang perubahan tersebut. Ada yang merespon positif, meskipun lebih banyak respon negatifnya. Mendengar mereka berbicara, saya pun lagi-lagi hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hati “Struktur organisasi itu kan sudah saya gambar sejak setengah tahun yang lalu. Dan bukan barang baru lagi bagi saya.”

Masalahkah jika saya membagikan ini di blog? Kemungkinan tidak, karena saat postingan ini ditulis, semua orang sudah tau akan kabar tersebut. Dan berita update yang tertinggal itu sudah tidak jadi rahasia lagi.